Kendal, SDN Jerukgiling – Sebagai rangkaian dari kegiatan pengembangan satuan pendidikan yang terpilih untuk menjadi sekolah model implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), pemerintah memberikan bantuan/stimulan dana sebesar Rp. 20.000.000,- tiap sekolah model, salah satunya adalah SD Negeri Jerukgiling Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan implementasi SPMI di sekolah model dan imbasnya serta penggunaan dana pemberian bantuan pemeritah tersebut, LPMP Jawa tengah melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev).
Monev sekolah model SPMI di SD Negeri Jerukgiling dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Oktober 2019. Tujuan diadakannnya monev antara lain memastikan bahwa penggunaan dana bantuan pemerintah pengembangan sekolah model SPMI sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, memastikan bahwa implementasi penjaminan mutu pendidikan oleh sekolah model dan sekolah imbas terlaksana sesuai dengan tahap/jadwal yang direncanakan, mengidentifikasi keberhasilan, permasalahan yang dihadapi dan solusi yang diambil sekolah dalam implementasi penjaminan mutu pendidikan oleh sekolah model dan sekolah imbas serta memberikan bahan masukan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) dalam perencanaan peningkatan mutu pendidikan. Monev dihadiri oleh Kepala Seksi Pemetaan Mutu Pendidikan LPMP Jawa Tengah, Pengawas pembina SD Negeri Jerukgiling, Kepala sekolah, ketua Tim Penjaminan Mutu Sekolah (TPMPS), perwakilan guru bukan anggota TPMPS dan karyawan/karyawati LPMP Sulawesi Tengah yang sedang bertugas untuk mengikuti magang di LPMP Jawa Tengah.
Kepala Seksi Pemetaan Mutu Pendidikan LPMP Jawa Tengah, Zainal Kabir, SE, M.Si menyampaikan bahwa monitoring dan evaluasi dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa sekolah model SPMI sebagai penerima bantuan pemerintah telah melaksanakan kegiatan dan menggunakan anggaran sesuai dengan petunjuk pelaksanaan. Monev dilaksanakan dengan menggunakan angket yang berisi pernyataan-pernyataan tertutup dan instrumen terbuka untuk menggali berbagai hambatan/kendala serta solusi serta usulan dan saran. Responden dalam monev sejumlah 4 (empat) orang antara lain: Pengawas sekolah/fasilitator, kepala sekolah, ketua TPMPS dan guru penerima program yang bukan anggota TPMPS.
Kepala Sekolah SD Negeri Jerukgiling, H. Toto Heru Budiaono, S.Pd, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai sekolah yang berada dalam lingkungan yang semua penduduknya beragama Islam, SD Negeri Jerukgiling dalam visi dan misinya mengutamakan ketaqwaan, keimanan dan religiusitas. Beberapa kelebihan yang dimiliki SD Negeri Jerukgiling antara lain: Siswa yang lulus kelas VI sudah hafal juz 30, pembiasaan sholat Dhuha bagi kelas VI, pembiasaan sholat Dhuhur berjamaah untuk kelas IV sampai dengan kelas VI, memiliki grup rebana, dan unggul dalam olahraga tenis meja. Sebagai sekolah pinggiran, SD Negeri Jerukgiling merasa belum memiliki kelebihan-kelebihan sebagai sekolah model. Sebelum dipilih menjadi sekolah model SPMI dan memperoleh bimbingan teknis SPMI yang dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pengimbasan ke lima sekolah imbas, manajemen di SD Negeri Jerukgiling masih relatif menggunakan manajemen sederhana dan belum tertata dengan baik. Dengan adanya program SPMI maka menjadi petunjuk dan motivasi SD Negeri Jerukgiling untuk melakukan pembenahan-pembenahan serta upaya pemenuhan mutu berdasarkan rapor mutu yang dimiliki oleh sekolah. Harapannya nantinya program SPMI terus berlanjut agar SPMI berjalan berkesinambungan dan tidak berhenti ketika tidak lagi didampingi adanya pembiayaan dari pemerintah (bantuan pemerintah). (JP)